Sabtu, 23 September 2017

3 Tragedi Bersejarah yang Membuat Presiden Soekarno Menangis

3 Tragedi Bersejarah yang Membuat Presiden Soekarno Menangis

iklan 336x280 iklan link responsive
iklan 336x280 iklan link responsive

Baca Juga

Sukarno, sosok yang selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia. Perjuangannya dalam membela tanah air sangat pantas diganjar berbagai pujian. Sukarno dikenal sebagai sosok yang berkharisma, berwibawa, dan tegas saat menjadi seorang pemimpin.


Pidato-pidatonya selalu sukses membangkitkan semangat orang-orang yang ada di hadapannya. Namun di balik gagahnya seorang Sukarno, ternyata Bapak Proklamator itu pernah menangis di tiga peristiwa bersejarah berikut ini.


Apa saja peristiwa itu? Simak selengkapnya.

1. Saat Hukuman Mati Kartosoewirjo



Sosok Kartosoewirjo merupakan pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dari tahun 1949 hingga 1962.

Tindak-tanduk Kartosoewirjo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia itu tentu saja bersebrangan dengan pemerintah.

Kartosoewirjo kemudian diburu lewat sebuah operasi penangkapan.

Setelah melewati proses yang cukup panjang, Kartosoewirjo berhasil ditangkap di wilayah Gunung Rakutak, Jawa Barat pada 4 Juni 1962.

Hukuman mati pun harus diterima Kartosoewirjo pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Namun sebelum hukuman itu dilakukan, ada polemik batin yang bergejolak dari Sukarno.

Mengapa Sukarno? Jelas saja, eksekusi hukuman itu harus mendapatkan tanda tangan kepala negara.

Sedangkan Sukarno dan Kartosoewirjo merupakan sahabat sejak kecil.

Keduanya pun dulunya kerap berdiskusi di kediaman Tjokroaminoto.

Gejolak batin dirasakan Sukarno saat harus menandatangani surat putusan hukuman mati sahabatnya itu.

Eksekusi Kartosoewirjo sempat tertunda cukup lama karena Sukarno kerap menolak memberikan tanda tangan.

Sabtu pagi pada tahun 1964, Sukarno menangis di hadapan Mayjen S Parman (Asisten I/Menpangad) saat dirinya menerima surat eksekusi.

2. Sebelum Membacakan Pancasila



Berdasarkan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adam, di sana disebutkan Sukarno sempat menangis satu hari sebelum sidang penentuan ideologi negara di sidang BPUPKI.

Saat itu sejumlah orang mendatangi Bung karno dan mengusulkan pemikiran soal ideologi yang akan dipakai Indonesia.

Merenunglah sang proklamator di Flores, akhirnya ideologi bernama Pancasila itu dirilisnya.

Saat sidang BPUPKI digelar, Sukarno menangis dan meratap.

Ia kemudian membacakan isi dari Pancasila untuk pertama kali.

3. Meninggalnya Jenderal Ahmad Yani



Siapa yang tak tahu tragedi G30S/PKI.

Di hari itu PKI begitu kejam membunuh sejumlah jenderal dan dimasukkannya ke dalam sumur yang kini disebut Lubang Buaya.

Jenderal Ahmad Yani merupakan satu di antara korban dalam tragedi tersebut.

Jelas saja Sukarno merasa terpukul atas tewasnya A Yani.

Sukarno kemudian menangis di depan makam sahabatnya tersebut.

Saat itu merupakan momen di mana Sukarno menganis begitu hebatnya di depan publik.

Sumber.

iklan 336x280 iklan link responsive (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Related Posts

3 Tragedi Bersejarah yang Membuat Presiden Soekarno Menangis
4/ 5
Oleh